Makalah Ilmu Budaya Dasar - Pertentangan Sosial dan Integrasi Sosial



Makalah Ilmu Sosial Dasar
Pertentangan Sosial dan Integrasi Sosial

Disusun oleh                      : Kelompok 7
Nama                                 : Saiful Maulana
Semester / Unit                  :  I / 2




Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
Zawiyah Cot Kala Langsa
Tahun 2014

Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT yang telah dan sampai sekarang masih memberikan nikmat Islam dan iman kepada setiap muslim. Shalawat dan salam kami haturkan kepada Rasulullah SAW yang merelakan darah dan keringatnya demi bejuang menegakkan kalimat laa ilaaha illallaah sehingga kita dapat menikmati hidup dalam ilmu pengetahuan dan jalan yang benar.
Setelah berdiskusi dan mencari bahan dalam internet dan buku-buku di perpustakaan STAIN Zawiyah Cot Kala Langsa, akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini pada waktu yang ditentukan. Terdapat beberapa masalah yang timbul dalam proses pembuatan makalah ini dapat kami tuntaskan berkat teman-teman. Untuk itu kami berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah sukarela membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini nantinya bukan hanya berguna sebagai pemenuhan tugas kuliah, akan tetapi juga berguna bagi bapak dosen dan teman-teman serta pihak-pihak yang membutuhkannya. Dari usaha kami melalui makalah ini, kami juga berharap mendapatkan nilai yang memuaskan dari dosen pengasuh.
Demikianlah makalah ini kami buat dengan seksama. Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
                                                                                               Penulis,


                                                                                (........................................ )                   


Bab I
Pendahuluan
A.    Latar Belakang
Kebutuhan merupakan suatu awal dari tingkah laku Individu. Individu itu sendiri bertingkah laku karena adanya motivasi untuk memenuhi kepentingan dan kebutuhannya. Kebutuhan dan kepentingan tersebut sifatnya esensial bagi individu itu sendiri. Jika kebutuhan dan kepentingan itu terpenuhi maka ia akan merasa puas, namun juga sebaliknya, apabila pemenuhan kebutuhan dan kepentingan itu gagal maka akan menimbulkan suatu masalah bagi dirinya pribadi serta lingkungannya.
Dengan berpegang pada prinsip bahwa tingkah laku individu merupakan cara atau di dalam masyarakat pada hakekatnya merupakan manifestasi pemenuhan dari kepentingan itu sendiri.
Pada umumnya secara psikologis dikenal ada dua jenis kepentingan dalam diri individu yaitu kepentingan untuk memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial/psikologis.
Oleh karena itu individu mengandung arti bahwa tidak ada dua orang individu yang sama persis di dalam aspek-aspek pribadinya, baik jasmani maupun rohani, maka dengan sendirinya timbul perbedaan individu dalam hal kepentingannya. Perbedaan-perbedaan tersebut secara garis besar disebabkan oleh 2 faktor, yaitu faktor pembawaan dan faktor lingkungan sosial sebagai komponen utama bagi terbentuknya keunikan individu. Perbedaan pembawaan akan memungkinkan perbedaan individu dalam hal kepentingannya meskipun dengan lingkungan yang sama. Sebaliknya lingkungan yang berbeda akan memungkinkan timbulnya perbedaan individu dalam hal kepentingan meskipun pembawaannya sama.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang menyebabkan terjadinya pertentangan sosial ?
2.      Apa yang menyebakan timbulnya prasangka sosial dan diskriminasi sosial serta apa saja usaha yang dapat menguranginya ?


Bab II
Pembahasan
1.      Terjadinya Pertentangan Sosial
Hidup bermasyarakat yaitu sebuah hubungan antar individu-individu maupun antar kelompok dan golongan yang terjadi dalam proses kehidupan. Hidup bermasyarakat juga berarti kehidupan dinamis, dimana setiap anggota masyarakat salaing berinteraksi. Hubungan antar individu ini pun diikat oleh ikatan yang berupa norma serta nilai-nilai yang telah dibuat bersama para anggota. Norma dan nilai-nilai inilah yang menjadi alat pengendali agar para anggota masyarakat tidak terlepas dari rel ketentuan yang telah disepakati itu. Solidaritas, toleransi dan tenggang rasa adalah bukti kuatnya ikatan itu. Sakit salah satu anggota masyarakat akan dirasakan oleh anggota masyarakat lainnya. Dari hubungan seperti itulah lahir keharmonisan dalam hidup bermasyarakat.
Pada kenyataannya tidak semua masyarakat membentuk sebuah harmonisasi. Pada kondisi-kondisi tertentu hubungan antara masyarakat diwarnai berbagai persamaan. Namun sering juga didapati perbedaan-perbedaan, bahkan pertentangan dalam masyarakat. Hal-hal seperti itulah yang menimbulkan perpecahan dalam masyarakat. Salah satu contohnya adalah pertentangan sosial.
Pertentangan sosial adalah suatu konflik yang terjadi didalam suatu lingkungan masyarakat. Dimana ada suatu kelompok yang tidak menyukai kelompok lain, sehingga menimbulkan suatu perselisihan diantara mereka. Banyak sekali pertentangan sosial yang terjadi di dunia ini. Seperti contohnya perak Irak, dan kalau menelusuri Indonesia contohnya GAM (Gerakan Aceh Merdeka).
Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pertentangan sosial:
a.       Rasa Iri antara individu,negara, dan masyarakat
b.      Adanya rasa tidak puas masyarakat terhadap kepemerintahan
c.       Banyak adu domba antara politik,agama,suku serta budaya


Integrasi Masyarakat
Integrasi berasal dari bahasa inggris “integration” yang berarti kesempurnaan atau keseluruhan. Integrasi sosial dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi.
Definisi lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok etnik beradaptasi terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing. Integrasi memiliki 2 pengertian, yaitu :
a.       Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem sosial tertentu.
b.      Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-unsur tertentu.
Sedangkan yang disebut integrasi sosial adalah jika yang dikendalikan, disatukan, atau dikaitkan satu sama lain itu adalah unsur-unsur sosial atau kemasyarakatan.
Suatu integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi berbagai tantangan, baik merupa tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara sosial budaya. Menurut pandangan para ahli, struktur sistem sosial senantiasa terintegrasi di atas dua landasan berikut :
Suatu masyarakat senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya konsesus (kesepakatan) di antara sebagian besar anggota masyarakat tentang nilai-nilai kemasyarakatan yang bersifat fundamental (mendasar). Masyarakat terintegrasi karena berbagai anggota masyarakat sekaligus menjadi anggota dari berbagai kesatuan sosial. Integrasi sosial akan terbentuk apabila sebagian besar masyarakat mmiliki kesepakatan tentang batas-batas teritorial, nilai-nilai, norma-norma, dan pranata-pranata sosial.

2.      Prasangka dan Diskriminasi Sosial
Prasangka dan diskriminasi dua hal yang ada relevansinya. Kedua tindakan tersebut dapat merugikan pertumbuhan, perkembangan, dan bahkan integrasi masyarakat. Kerugian prasangka melalui hubungan pribadi dan akan menjalar bahkan melembaga (turun-temurun). Jadi prasangka dasarnya pribadi dan dimiliki bersama. Perbedaan antara prasangka dan diskriminatif adalah prasangka menunjukkan pada aspek sikap, sedangkan diskriminatif pada tindakan. Sikap adalah kecenderungan untuk berespons baik secara positif atau negatif terhadap orang, obyek atau situasi.
Dalam konteks realitas, prasangka diartikan: “Suatu sikap terhadap anggota kelompok etnis atau ras tertentu, yang terbentuk terlalu cepat tanpa suatu induksi. Diskriminatif merupakan tindakan yang realistis”. Dapat disimpulkan bahwa prasangka itu muncul sebagai akibat kurangnya pengetahuan, pengertian dan fakta kehidupan, adanya dominasi kepentingan golongan atau pribadi, dan tidak menyadari atau insyaf akan kerugian yang bakal terjadi. Tingkat prasangka itu menumbuhkan jarak sosial tertentu di antara anggota sendiri dengan anggota kelompok luar.
Sebab-sebab terjadinya prasangka:
a.       Pendekatan Historis
Pendekatan ini berdasarkan teori pertentangan kelas, menyalahkan kelas rendah di mana mereka yang tergolong kelas atas mempunyai alasan untuk berprasangka terhadap kelas rendah
b.      Pendekatan Sosiokultural dan Situasional
1. Mobilitas sosial: gerak perpindahan dari strata satu ke strata sosial lainnya. Artinya kelompok orang yang mengalami penurunan status akan terus mencari alasan mengenai nasib buruknya.
2. Konflik antara kelompok: prasangka sebagai realitas dari dua kelompok yang bersaing.
3. Stagma perkantoran: ketidakamanan atau ketidakpastian di kota disebabkan oleh “noda” yang dilakukan oleh kelompok tertentu.
4. Sosialisasi: prasangka muncul sebagai hasil dari proses pendidikan, melalui proses sosialisasi mulai kecil hingga dewasa.
c.       Pendekatan Kepribadian
Teori ini menekankan pada faktor kepribadian sebagai penyebab prasangka, disebut dengan frustasi agresi. Menurut teori ini keadaan frustasi merupakan kondisi yang cukup untuk timbulnya tingkah laku agresif.
d.      Pendekatan Fenomenologis
Pendekatan ini ditekankan pada bagian individu memandang atau mempersepsikan lingkungannya, sehingga persepsilah yang menyebabkan prasangka.
e.       Pendekatan Naive
Bahwa prasangka lebih menyoroti obyek prasangka tidak menyoroti individu yang berprasangka.
Prasangka bisa diartikan sebagai suatu sikap yang terlampau tergesa-gesa berdasarkan generalisasi yang terlampau cepat, sifat berat sebelah dan dibarengi proses simplifikasi (terlalu menyederhanakan terhadap suatu realita). Sikap berprasangka jelas tidak adil, sebab sikap yang diambil hanya berdasarkan pada pengalaman atau apa yang di dengar.



Usaha-usaha untuk mengurangi prasangka dan diskriminasi sosial
a.       Mempertebal keyakinan seluruh warga Negara Indonesia terhadap Ideologi Nasional
b.       Membuka isolasi antar berbagai kelompok etnis dan antar daerah/pulau dengan membangun saran komunikasi, informasi, dan transformasi
c.        Menggali kebudayaan daerah untuk menjadi kebudayaan nasional
d.       Membentuk jaringan asimilasi bagi kelompok etnis baik pribumi atau keturunan asing
e.        Perbaikan kondisi sosial ekonomi.
f.        Perluasan kesempatan belajar.
g.        Sikap terbuka dan sikap lapang.

  




Bab III
Penutup
Kesimpulan
Pertentangan sosial adalah suatu konflik yang terjadi didalam suatu lingkungan masyarakat. Dimana ada suatu kelompok yang tidak menyukai kelompok lain, sehingga menimbulkan suatu perselisihan diantara mereka.
Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pertentangan sosial:
a.       Rasa Iri antara individu,negara, dan masyarakat
b.      Adanya rasa tidak puas masyarakat terhadap kepemerintahan
c.       Banyak adu domba antara politik,agama,suku serta budaya.
Integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok etnik beradaptasi terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat, namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing.
Prasangka bisa diartikan sebagai suatu sikap yang terlampau tergesa-gesa berdasarkan generalisasi yang terlampau cepat, sifat berat sebelah dan dibarengi proses simplifikasi (terlalu menyederhanakan terhadap suatu realita).
            Sebab-sebab terjadinya prasangka:
a.       Pendekatan Historis
b.      Pendekatan Sosiokultural dan Situasional
c.       Pendekatan Kepribadian
d.      Pendekatan Fenomenologis
e.       Pendekatan Naive.




Daftar Pustaka

No comments:

Post a Comment